HOME POLITIK PROVINSI SUMATERA BARAT

  • Sabtu, 6 April 2019

Sesuai Muluik Jo Hati, Evelinda Taufik Ke DPR RI Dengan Komitmen Besar 

Evelinda, SE, MM
Evelinda, SE, MM

SOLOK (Minangsatu) - Nagari Selayo-Solok, selalu melahirkan orang-orang besar. Dan, salah seorang yang akan menjadi pembesar itu adalah Evelinda Taufik SE, MM.

Ini bukan takabur. Meski di ranah politik praktis,  ia cenderung dianggap baru lahir. Konon, masih seumur jagung. Tetapi dari sisi pengetahuan politik, tentu saja dirinya sudah sangat mapam. Dengan banyak bergaul bersama politisi-politisi Senayan, dibekali pengalaman bertahun-tahun menjadi tenaga ahli anggota DPR-RI. Ia telah matang saja. Milineal banget.

Mulai dari mengelola aktivitas dedengkot partai Golkar dan tokoh fenomenal sekelas Azwir Daini Tara, hingga sempat menjadi orang kepercayaan Ny. Betty Shadique selama tiga tahun. Begitu mengundurkan diri akhir tahun 2017, ibu tiga orang anak ini langsung ditarik menjadi staf ahli Dito Ganinduto, anggota DPR RI Fraksi Golkar daei Dapil 8 hingga sekarang.

Malang melintang sebagai staf ahli, Evelinda praktis memiliki banyak kesempatan untuk mengadopsi soal kepemimpinnan dan belajar bagaimana menjadi tokoh perempuan yang didambakan.

Maka,  bukan ujung-ujug kalau Evelinda kemudian muncul sebagai calon anggota DPR-RI dari partai Golkar. Tidak pula sebuah langkah nekad manakala ia ikut menghiasi atmosfir politik di daerah Pemilihan Sumbar 1 dengan bertengger di nomor urut 6.

Perempuan muda kelahiran  20 september 1977 itu justru hadir dengan bekal pengetahuan diatas rata-rata dengan posisi sebagai fungsionaris partai Golar " Langkah ini sebuah tantangan untuk membuktikan bahwa anak muda, perempuan pula, mampu berbuat yang terbaik untuk bangsa, daerah dan nagari kita," ucapnya

Bukan asal bicara Linda sampai membuat statemen demikian. Bukan juga asal meramaikan bursa untuk menumbuhkan konstelasi politik.  Untuk menegaskan posisi dan eksistensinya, caleg milenial dari partai Golkar ini bahkan sengaja mengembangkan idiom "Sesuai Muluik Jo Hati " sebagai tagline.

Frasa itu hadir terinspirasi dari sikap masyarakat yang dipandang telah jenuh dengan janji-janji politik. Ia melihat dan kemudian memaknai sendiri, bahwa kejenuhan rakyat yang  beraroma skeptis itu, berangkat dari helaan nafas politisi yang perlu bukti. " Padahal kita sudah sering diajarkan oleh orang-orang tua kita tentang sebuah konsistensi.

Tersebab itu, kita ingin menegaskan tentang sesuatu yang dilakukan,  harus sesuai muluik jo hati. Apalagi dalam kapasitas sebagai wakil rakyat di Senayan. Komitmen adalah sikap yang tidak bisa di tawar-tawar," ungkapnya.

Memang tidak semua janji bisa terealisasi, sama tidak bisanya untuk menyenangkan semua orang. Tidak seluruhnya bisa terpuaskan. Tetapi srikandi nagari Selayo, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok itu menegaskan, semati-mati angin ketika duduk di kursi Parlemen, hakikat wakil rakyat harus akomodatif, merakyat dan konsisten. 

Citra merakyat itu hanya bisa diperoleh dengan sering turun ke daerah pemilihan. Menyerap aspirasi, mendengarkan keluh kesah rakyat, kemudian ngotot memperjuangkan di lembaga yang memang diperuntukkan untuk itu. " Wakil rakyat turun dan berada di masyarakat tidak ketika mengisi masa reses saja. Kalau mungkin ada waktu lowong, kenapa harus diam di Jakarta? Intinya, berjumpa dengan konstituens tidak pada masa akan menghadapi agenda politik saja. Tidak waktu akan kampanye saja," kritisnya.

Pelajaran itu yang terus  dipetiknya selama menjadi ataf ahli mantan anggota DPR-RI dari partai yang sama, H. Azwir Daini Tara. Pemahaman Linda makin penuh ketika kemudian Ny. Betty Shadique juga mempercayainya sebagai staf ahli selama tiga tahun dan kemudian diperkuat dengan menempati posisi serupa bersama bapak Dito Ganinduto.

Pengalaman dan pemahaman tersebut,  semakin melengkapi darah politiknya yang mengalir dari almarhum ayahnya Taufik Rajo Alam, yang pernah malang-melintang sebagai pengurus DPD Golkar Kabupaten Solok. "Dari bapak, saya selalu belajar bagaimana bergaul dan berinteraksi dengan banyak orang. Dari bapak pula saya mempelajari politik santun. Pembelajaran-pembelajaran itu saya adopsi untuk menggabungkan dengan pola ketokohan bapak Azwir Daini Tara yang sangat peduli pada rakyat," tuturnya.

Berangkat dengan nawaitu yang bersih dengan mengibar panji Al Tara yang menggambarkan sosok Azwir Daini Tara, Evelinda Taufik semakin memiliki kans untuk menang di dapil Sumbar 1. Sinyalemen positif itu tergambar dari aura sambutan masyarakat ketika ia mulai melangkah melakukan sosialisasi.

Animo besar yang muncul dari sebuah harapan besar terhadap pembaharuan, telah menjadikan Linda sebagai caleg DPR-RI idola kaum amak-amak dan kelompok milenial. 

Atas sambutan luar biasa itu, Linda tentu saja seperti memperoleh energi positif. Ia datang mengunjungi masyarakat dengan tanpa banyak janji, tetapi lebih memakai bahasa ibu untuk meyakinkan rakyat bahwa pembaharuan butuh keberanian, sekurangnya berani berjuang, berarti menang." Hanya kepada Keluarga, Saudara, Sahabat, teman dan dunsanak semua kami bisa berbagi keluh kesah. Dan hanya mereka lah yang bisa mengerti tentang arti perjuangan. Terimakasih telah memberi kami semangat dan optimisme untuk menang," ungkap Linda dihadapan para pendukung dan simpatisannya.

Selamat berjuang srikandi Solok. Bersama rakyat, tembuslah kokohnya tembok parlemen dan raih kursi anggora DPR RI periode 2019-2024 untuk memperdebatkan  aspirasi rakyat dan wujudkan sebuah pembaharuan di ranah bundo.


Wartawan : Melatisan
Editor : melatisan

Tag :#evelinda

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com